Densus Lepas 2 Warga Orimalang

Densus Lepas 2 Warga Orimalang

Sisanya Masih Diperiksa karena Diduga Terkait Aksi Bom Sarinah \"grfs-orimalang02\"CIREBON- Densus 88 Anti-Teror Mabes Polri menepati janji untuk melepaskan pihak-pihak yang tidak terbukti masuk jaringan terorisme. Seperti yang dilakukan atas 2 warga Desa Orimalang, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, Suki (24) dan Aan (24). Keduanya dikembalikan ke keluarga. Suki dan Aan dilepaskan karena tidak terbukti terlibat gerakan ISIS yang diduga sebagai bagian dari aksi teror bom pekan kemarin di kawasan Sarinah Jl MH Thamrin Jakarta. “Dipulangkan sekitar jam dua siang. Sepertinya memang tidak terlibat. Kalau yang Cunaedi sama Dodi belum pulang, katanya masih diproses di Jakarta,” ujar Kuwu Desa Orimalang , Bunarso, kemarin (18/1). Menurut Bunarso, Suki ditangkap di Blok Tumaritis, Desa Cangkring, Kecamatan Plered, bersamaan dengan aksi penggerebekan yang dilakukan di Desa Orimalang. Sementara Aan adalah pria yang diamankan bersama Dodi saat membeli nasi goreng di Desa Bakung, Kamis malam (14/1) sekitar pukul 23.30. Dilepaskannya Suki dan Aan sudah diprediksi Bunarso sedari awal. Bunarso meyakini kedua orang tersebut tak terkait gerakan radikal maupun aksi terorisme. “Hanya kebetulan berada di tempat dan waktu yang salah, yakni saat terjadi penangkapan. Alhamdulillah mereka dilepas karena tidak terbukti terlibat tindakan terorisme,” imbuh Bunarso. Terpisah, Kapolsek Klangenan AKP H Yana Mulyana SH saat dihubungi mengatakan pihak kepolisian mempunyai kewenangan untuk mengamankan seorang terduga tindak pidana terorisme selama 7x24 jam. Dalam waktu yang sudah ditentukan tersebut, pihak kepolisian bisa melakukan pemeriksaan. “Jadi tidak ada salah tangkap, karena undang-undang terorisme ada waktu sampai 7x24 jam untuk melakukan pemeriksaan,” tuturnya. Menurut Yana, setelah penangkapan tersebut kini pihaknya lebih waspada dalam melakukan pengawasan dan akan bekerja sama dengan pihak pemerintah desa untuk bersama-sama mengedepankan peran cegah dan tangkal agar kejadian serupa tidak terulang. “Binmas akan kita dorong lebih aktif lagi. Sosialisasi setelah ini harus lebih baik,” tandasnya. TANGKAP 14 ORANG Sejauh ini, Polri bergerak cepat untuk mengejar pelaku teror Plaza Sarinah. Bila sebelumnya menangkap 12 orang terduga pelaku teror, kali ini dipastikan telah ada 14 orang yang ditangkap. Namun, yang telah dipastikan terkait langsung dengan aksi berdarah pada 14 Januari lalu hanya delapan orang. Delapan orang itu berasal dari Cirebon, Indramayu, Balikpapan, dan Tegal. ”Sebelumnya ada yang ditangkap di Bekasi, tapi tidak terkait langsung,” ujar Kadivhumas Polri Irjen Anton Charliyan. Dia menjelaskan, Polri mencoba untuk mengetahui apakah para terduga pelaku juga terlibat dalam rangkaian aksi teror lainnya. Seperti, pelatihan militer di Aceh Besar. “Jadi, tidak hanya soal Sarinah, semua masih dikembangkan,” tuturnya. Tidak hanya itu, polisi dipastikan telah memeriksa lima narapidana Lapas Kelas I Tangerang. Kelimanya diperiksa karena diduga mengetahui terkait kepemilikan senjata pelaku teror dan senjata yang telah diamankan selama pengejaran pelaku teror. “Itu bon atau pinjam napi untuk mengetahui lebih dalam soal persenjataannya,” paparnya. Sejak awal sudah ada dua residivis yang dipastikan menjadi pelaku teror Plaza Sarinah. Apalagi, salah satunya dipastikan baru bebas pada akhir 2015. Tentunya, hal tersebut membuat polisi harus menyasar sejumlah narapidana. “Ya pemeriksaan belum ada hasilnya. Semoga bisa secepatnya diketahui dari terpidana,” ujarnya. Sumber internal Polri menyebutkan bahwa salah seorang yang ditangkap bernama Fajrin. Dia ditangkap di Balikpapan. Perannya cukup penting dalam aksi teror Plaza Sarinah, yakni sebagai ahli perakit bom. “Dia belajar merakit bom saat di Poso,” ujar sumber tersebut. Ilmu merakit bom ini kemudian diajarkan pada Dian Juni Kurniadi, salah satu pelaku pengeboman yang tewas saat teror Sarinah. “Ya ini semacam guru merakit bom untuk para pelaku,” paparnya ditemui kemarin. Sementara saat dikonfirmasi terkait suara rekaman Bahrun Naim yang menegaskan tidak terkait dengan pengeboman Plaza Sarinah, Anton Charliyan menuturkan bahwa pihaknya sedang menganalisa apakah rekaman tersebut asli atau tidak. “Bisa saja itu bukan Bahrun Naimkan,” paparnya. Untuk menganalisa suara tersebut, Polri akan berupaya untuk mendapatkan suara pembanding dari suara Bahrun Naim. Kemungkinan besar suara rekaman Bahrun Naim saat dipersidangan atas kasus kepemilihan 579 peluru beberapa tahun lalu. “Ya dibandingkan dan dilihat apakah sama atau tidak,” jelasnya. Dia menegaskan bahwa hingga saat ini Polri masih terus berupaya merangkai semua kasus pengeboman tersebut. Rangkaian itu berupa siapa saja yang terlibat dan kelompok mana saja. “Kemungkinan ada pimpinan-pimpinan kelompok itu yang masih bebas dan tidak berada di penjara,” terang jenderal berbintang empat tersebut. Meskipun seluruh teroris dalam aksi peledekan bom Thamrin telah tewas. Namun petugas kepolisian terus memburu otak di balik peristiwa maut tersebut. Polisi masih tetap mencurigai otak pelaku tersebut yaitu Bahrun Naim. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Muhammad Iqbal mengatakan meskipun pihak keluarga Bahrun Naim membantah keterlibatan dalam aksi ledakan bom Thamrin. Namun hal tersebut tidak mengoyahkan hati petugas kepolisian untuk mempercayai dan meloloskan Naim dari jeratan hukum. Bukti akurat keterkaitan Bahrun Naim dalam pengeboman Thamrim, didapat dari pelaku yang telah berhasil ditangkap. Yakni dari hasil pemeriksaan pelaku mengaku ledakan bom Thamrin merupakan perintah Bahrun Naim. Selain itu Bahrun pun yang mengatur strategi aksi tersebut. Yakni pengakuan tersebut tidak dikatakan oleh satu pelaku teroris. Melainkan rata-rata pelaku mengaku kalau otak pemboman di Jl Thamrim merupakan perintah dari Bahrun Naim. ”Positif yang menyuruh Bahrun Naim,” papar pria berpangkat tiga melati di atas pundaknya itu. Terkait bantahan yang dilakukan oleh pihak keluarga Bahrun Naim, menurutnya sah-sah saja. Bahkan dirinya menantang agar pihak Bahrun Naim bisa menampilkan diri di depan publik. Selain itu menujukan bukti-bukti yang menunjukan kalau Bahrun tidak terlibat. “Silakan saja. Saran saya silakan tampil di muka umum. Kalau perlu gunakan pengacara, tidak masalah,” cetus Iqbal di Mapolda Metro Jaya, kemarin. (dri/idr/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: